CeritaPanas 2017 Wiwid Gunawan dan Pengantar Makanan Yang Beruntung Paling Hot - Hallo sahabat CERITA PANAS TERBARU, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Panas 2017 Wiwid Gunawan dan Pengantar Makanan Yang Beruntung Paling Hot , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Fiksi, yang
Cerita Dewasa -Di hari dengan angin yang kencang ini aku akan menceritakan pengalaman sex dengan ibu kostku yang galak tapi menggairahkan. Namanya Ibu Nita, dia sudah berumur 42 tahun dan dia juga galak kalau aku telat membayar kost. Tetapi tampak marah pada wajahnya itu bisa membuat dirinya yang cantik tampak lebih menggairahkan. “Tok tok tok” sura pintu kamar kosku yang diketuk dari luar. Pagi itu aku masih tertidur ketika ada yang mengetuk. Aku mencoba bangkit dari tidurku untuk membukakan pintu kamarku yang sedari tadi diketok terus menerus. Baru aku membuka pimtu kamar kosku aku sudah terdengar ocehan dari tante nita menagih uang kos padaku, “He bayu udah tanggal berapa ini? Km kok belum bayar uang kos” ocehan tante nita menagih uang kos padaku. “Maaf tante, bayu belum dapat kiriman dari mama” ujarku memberi penjelasan pada tante nita. “Telat lagi! Telat lagi! Sudah berapa kali km telat membayar uang kos” cerocos tante nita selanjutnya. Aku hanya terdiam mendengarkan mulut tante nita yang sedari tadi nyerocos tanpa ada spasinya. Seperti ditusuk ribuan pedang tubuhku kali ini mendengar ocehan tante nita yang tiada henti. Mulut wanita 42 tahun ini memang terkenal tajam seperti pisau dikalangan anak2 yang kos dirumah tante nita. Sebenarnya tante nita adalah sosok wanita yang termasuk cantik dengan kulit sawo matang tinggi badan kira2 163cm dan berat 67kg. Suami tante nita adalah purnawirawan TNI namanya pak jono yang usianya sudah berkisar 75 tahun. Memang jauh sekali usia tante nita dengan pak jono. Setelah kenyang dengan sarapan omelan yang diberikan tante nita padaku aku langsung bergegas mandi dan berangkat ke kampus. Oh iya aku lupa mengenalkan diriku, namaku bayu usiaku baru 22tahun tinggiku 172cm berat badanku kira2 68kg. Aku adalah salah satu mahasiswa disebuah universitas negri di surabaya. Aku berangkat ke kampus dengan menggunakan motor butut pemberian orang tuaku. Sesampai dikampus aku langsung nyelonong aja kekantin karena males mengikuti kelas pada waktu itu karena masih teringat ocehan dari tante nita. Sampai dikantin aku hanya duduk bengong tidak memesan apa2. Tiba2 ada suara yang membuyarkan lamunanku. “Eh curut ngelamun aja km dari tadi” suara itu terdengar cukup keras membuyarkan lamunanku. “Ada apa sih ndah? Demen banget bikin orang kaget” jawabku kepada indah salah satu sahabatku dikampus. “km sih ngelamun aja bay dari tadi” indah mencoba mengajaku ngobrol. “Ngelamun itu enak tau” jawabku sedikit sewot. “Emang lagi ngelamun apaan sih km bay?” Tanya indah mencoba mengintrogasiku. “Mau tau aja sih km ndah” aku menjawab pertanyaan indah sambil pergi beranjak dari kantin. “Loh malah pergi dasar curut!” Celoteh indah yang tampak kesal karena aku tak menjawab pertanyaannya. Setelah pergi dari kampus aku memutuskan untuk pulang lagi ke kosan, walaupun sebenarnya males juga pulang karena bakal bertemu si moster cewek itu yang selalu menyerangku dengan lidah tajamnya. Tapi rasa kantuk memaksaku untuk segera pulang jd kupacu aja motor bututku ke kosku. Ternyata benar belum sampai aku memarkir motorku si moster itu udah memberiku hidangan dengan ocehannya lagi. “Bayu sini!” Ujar tante nita menyuruhku untuk mendatanginya. “Ada apa tan? Aku belum sempat mampir ke atm tadi” jawabku sedikit takut. “Lagu lama itu bay, emang tante nita ini orang bodoh? Yang bisa km tipu begitu aja” oceh tante nita mulai menyerangku. “Bayu gk bohong kok tan” jawabku singkat. “Halah udah tante udah bosen denger alasanmu yang selalu sam tiap bulan” celetus tante nita yang tidak menerima alasanku. “Tante gak mau tau pokoknya nanti jam 8 malam km sudah harus membayar uang kos! Kalau tidak km harus angkat kaki dari sini!” Lanjut tante nita sembari meninggalkanku. Waduh uang dari mana kalau deadlinenya jam 8 malam padahal uang aku sudah mehubungi orang tuaku katanya mereka belum bisa mengirim uang dalam jangka waktu deket ini. Aku semakin pusing memikirkan bagaimana cara untuk membayar uang kos. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur daripada malah pusing memikirkan gimana caranya membayar kos. Lama aku tidur tak terasa sudah pukul 8 malam terdengar pintu kamar kosku digedor lagi dan seperti biasanya belum sempat kubuka tante nita sudah nyerocos gak karu2an. “Bayu jangan sembunyi km cepet keluar” kata tante nita dibalik pintu. “Iya tan sebentar” jawabku sambil membuka pintu kamarku. “Mana uangnya sekarang udah jam 8″ ucap tante nita ketika pintu baru saja kubuka. “Maaf tan bayu ketiduran tadi untung tante nita bangunin barusan kalau tidak mungkin bayu udah keblabasan hehe” jawabku mengelak dengan senyum kecut. “Jangan nyelimur km bay mana uangnya” kata tante nita. “Iya2 tan ini bayu mau ke atm ngambil uang” jawabku dengan nada kesal. “Cepetan iya awas kalau km bohong lagi” ucapnya dengan nada keras. Setelah cuci muka aku langsung pergi dari rumah kos yang menyeramkan itu. Seperti biasa aku mengendarai motor bututku, aku berhenti disebuah kedai kopi. Kulihat dompetku hanya tersisa selembar uang 20 ribuan. Sial umpatku dalam hati. Aku langsung masuk ke kedai kopi itu dan memesan sebuah kopi hitam dan sebatang rokok eceran. Tak butuh waktu lama menunggu kopi sudah diantar dimejaku. Sekali lagi aku mencoba menghubungi orang tuaku tapi tetap saja jawaban orang tuaku kalau mereka belum bisa mengirim uang malam ini. Pikiranku semakin kacau karena jawaban dari orang tuaku. “Waduh gmn kalau aku sampai diusir dari kos tante nita? Aku harus tidur dmn?” Aku terus memikirkan hal itu. Akhirnya setelah hampir 1 jam aku tidak menemukan jawaban sama sekali akhirnya kuputuskan untuk menghadapi omelan tante nita dan menerima apabila benar2 diusir dari situ. Kubayar kopiku lalu kutancap gas motorku untuk segera menemui tante nita. Aku memarkir motorku dan langsung naik kelantai 2 memang kamarku berada dilantai dua. Belum selesai aku melangkah menaiki tangga ternyata tante nita sudah menungguku pas didepan tangga. “Sial” umpatku dalam hati. “Bayu akhirnya km datang juga iya? Mana uang kosnya” tante nita langsung to the point. “Maaf tante ………” Jawabku. “Maaf2 katamu, jangan bilang kalau km belum dapat kiriman lagi” ucap tante nita memotong ucapanku. “Iya tan” jawabku dengan kepala menunduk takut. “Sudah kuduga itu. Sekarang km kemasin barang2mu dari kosan ini!” Ucap tante nita dengan nada yang sangat keras. Seperti disambar petir kata2 tante nita membuat tubuhku lemas. Kulangkahkan kaki menuju kamarku walaupun sebenarnya berat untuk kulangkahkan kakiku. Segera kukemasi barang2ku dan moster itu masih menungguku didepan pintu. Belum selesai aku mengemasi brang2ku dia udah menyerocos lagi. “Lama amat sih beresin barangnya?” Ucap si moster itu. Aku hanya diam tidak menjawab kata2 tante nita. Rupanya tante nita tidak sabar menungguku membereskan barang2ku dia pun bergegas masuk dan membantuku membereskan barang2ku. “Sialan wanita ini” aku berbicara dalam hati. “Tampaknya perlu juga dikasih pelajaran wanita tua ini” sambungku sambil melihat lekuk tubuh tante nita. Aku bangkit dari tempatku dan langsung menutup pintu kamarku. Tante nita hanya melihat hal yang kuperbuat. Setelah menutup pintu aku langsung berjalan menuju tante nita. Habis itu langsung kupeluk tubuh tante nita dan kuciumi lehernya. “Rasakan pembalasanku ini tan” ucapku kepada tante nita. “Eeehhhh…… Eeeehhhhhh….” Tante nita hanya mendesah tak membalas ucapanku. Kini kuarahkan tangganku meremas2 payudarah besar milik tante nita dengan kasar. Terdengar tante nita suara mendesah tante nita semakin keras. Aku tidak menghiraukan desahan tante nita dan terus meremas2 payudaranya yang berukuran 40b itu. Memang besar payudara tante nita. Aku terus meremas payudara tante nita tanpa ampun. “Terus bay terus puaskan tante malam ini” racau tante nita. “APA???? Tante nita malah menikmati remasanku ini” gumanku dalam hati yang kaget mendengar kata2 tante nita. Setelah puas meremas2 payudara tante nita aku mencoba meloloskan kaus yg dipakai tante nita waktu itu, tente nita diam saja dan terus menuruti kemauanku. Setelah berhasil meloloskan kaus dari tubuhnya kini giliran celana pendek selutut itu yang kupelorotkan kebawah. Kini tubuh tante nita hanya terbungkus bh dan cd yang berwarna hitam. Seperti orang kesetanan melihat tubuh tante nita hanya terbungkus bh dan cd saja aku langsung memeluk tubuhnya kusergap mulut tante nita dengan ganas tante nita pun membalas ciumanku malah lebih ganas dari aku dan tangganku pun tak mau kalah dengan meremas2 payudara tante nita yang masih terbungkus bh. Kira2 10 menit aku dan tante nita berciuman akhirnya tante nita membuka obrolan. “Bayu km duduk gih sekarang giliran tante nita yang akan melayani km” ucapnya kepadaku. Aku sudah tidak tahu, setan mana yang bisa membuat kami berdua berbuat kenikmatan seperti yang terjadi ini. Sungguh nikmat luar biasa ternyata melayani dan dilayani oleh tante setengah baya. Karena kepuasan yang kami alami inilah aku berusaha membagikan cerita sex paling hot kami berdua. Aku hanya menganguk tak berbicara apapun. Aku langsung duduk ditempat tidurku lalu dengan telaten tante nita membuka celana jeansku dan memelorotkannya kebawah. Segera tante nita meremas2 penisku dibalik celana dalamku. Aku pun juga tak mau kalah kuremas2 juga payudarah tante nita. Setelah puas meremas2 penisku dibalik celana dalam kini tante nita membuka celana dalamku dan “ttuuiiiingg” keluarlah si otong dari sarangnya. Tante nita tampak terperangah melihat batang penisku yang cukup besar. “Gede banget bay senjatamu?” Tanya tante nita padaku. “Masak gede tan?” Tanyaku balik padanya. “Iya ini udah termasuk big zise bay” ucap tante nita memperjelas. “Ah biasa aja tan, emang punya paka jono gk segini?” Tanyaku kepada tante nita. “Enggak bay, punya pak jono kecil gk bisa berdiri lagi” ujar tante nita. Haaaahhhhh ternyata pak jono impoten pantas tante nita sering marah2 gk jelas mungkin karena dia tidak pernha mendapatkan kebutuhan biologisnya. “Eh tan janggan dilihat aja tuh si otong kasihan” ucapku pada tante nita. “Oh iya maaf2 bay” jawab tante nita agak sedikit kaget. Lalu mulailah tante nita menjilat2 penisku dari ujung penisku hingga buah zakarnya tidak lepas dari sapuan lidah tante nita. Nikamat sekali rasanya, tampaknya wanita ini pintar sekali dalam melayani laki2. Setelah asik dengan jilatan2nya kini tante nita mulai mengulum penisku awalnya anya kepalanya saja yang dikulum dan disetai olkeh sedotan2 pelan. Enak sekali rasanya aku belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Tante nita memang sangat handal dalam melayani laki2. Setelah lama menyedot2 kepala penisku akhirnya tante nita mencoba memasukan seluruh penisku kemulut mungilnya. Ohhh enak sekali rasanya ketika mulut mungil itu berhasil menelan semua kepala penisku. Tidak hanya mengulum seperti td tante nita juga menyedot2 penisku hingga terasa linu sekali hingga aku tidak kuat lagi menahan lahar putih kentalku akhirnya keluar dan memenuhi mulut tante nita hingga mbleber dibibirnya. Tante nita tampaknya sangat menikmati spermaku tampak dari wajahnya yang merem melek merasakan pejuku yang berada didalam mulutnya. Setelah itu tante nita langsung mencopot bh dan cdnya kemudian dia langsung berbaring dikasurku. “Ayo bay sekarang giliranmu untuka mainin vagina tante” ucapnya menyurhku untuk memainkan vaginanya. “Oke tan siap” jawabku sembari mendekatkan mulutku pada vaginanya. Kuciumi vagina tante nita bau menyengat yang sangat khas itu tercium dihidungku menambah nafsuku untuk mengobok2 vaginanya. Kusedoti vagina tante nita hinga dia menjerit kecil tak lupa kusedot juga keletit tante nita. Setelah puas menyedot kini kujilati memek dan keletitnya hinga tante reni meracau tak karuan karena merasakan nikmat yang tak terhingga. Setelah lama menjilat kini kucoba untuk meneroboskan lidahku keliang segamanya. Terus dorong lidahkukedalam menerobos liang segamanya dan mengaduk2 kedalam vaginanya. Tante nita menggerang kenikmatan matanya hanya merem melek tak bisa menahan geli. Aku terus mengobok2 vaginanya denga lidahku sampai pada akhirnya “sseeeerrrrr” keluarlah cairan putih bening keluar dari dalam vaginanya terasa hangat sekali dilidahku dan tak terasa cairan itu membasahi mulutku. Tante nita menggejang kenikmatan merasakan orgasmenya yang pertama. “Ayo bay sekarang masukin penismu kledalam vagina tante, tante udah gak tahan” ucap tante nita. Aku hanya mengangguk dan menuruti perintah tante nita. Kukangkangkan paha tante nita dan kearahkan penisku ke vagina tante nita. Tapi aku tidak tergesa2 memasukan penisku kedalam vaginanya tapi aku cuman menggosok2an penisku pada vaginanya. “Aaahhhhh eeeehhhhh aaayyyoooo dong bay udah gak tahan nih. Jangan siksa tante lebih lama lagi dong” ujar tante nita yang sudah gk tahan pengen disetubuhi. “Iya tante nita sayang” jawabku sambil tersenyum. Aku segera memasukan penisku ke vagina tante nita walaupun vaginanya sudah sangat basah tapi tetap saja sulit sekali aku menerobos vaginanya. Lubang tante nita sangat sempit sekali mungkin karena pak jono sudah tak pernah memasukan penisnya ke vagina tante nita. Dengan susah payah aku akhirnya memasukan penisku kedalam vaginanya. Terasa hangat sekali kala kepala penisku berhasil meyeruak masuk kedalam vagina tante nita. Aku mulai menggerakan pinggulku maju nundur berulang2 kali hingga akhirnya dengan satu sentakan aku berhasil memasukan seluruh batangku masuk kedalam vagina tante nita. Mata tante nita membelalak seketika penisku masuk seluruhnya kedalam vagina tante nita. Aku terus memaju mundurkan pinggangku dengan cepat. “Jangan cepat2 bayu sakit, kontolmu itu terlalu gede” ucap tante nita sambil merem melek. “Iya tante maaf2″ jawabku tapi aku tetap tidak menurunkan tempo genjotanku. Aku terus memompa penisku didalam lubang vagina tante nita. Tante nita hanya mendesah menahan nikmat yang kuberikan padanya. Sampai 10 menit berlangsung aku meminta untuk berganti gaya dengan gaya dogie style. Tante nita hanya menganguk seraya membalikan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Terpampang nokahan pantatnya yang padat tepat didepan mataku. Segera kuarahkan penisku ke vagina tante nita. Sekarang kuserang tante nita dari belakang, kuserang terus vagina tante nita. Dia seprti kenikmatan sekali terlihat dari tikahnya yang mengigit bibir bawahnya kala itu. Akhirnya setelah 10 menit mengenjit terasa ada sesuatu yang menjoba keluar dari ujung penisku. “Tante kayaknya bayu mau keluar nih” ucapku. “Tahan dulu bay tante juga mau keluar rasanya” jawab tante. “Tapi bayu udah gak tahan nih” lanjutku. “Yaudah sekarang kita keluar bersamaan yuk” ajak tante nita. Dan “croott croott creett creeet” amunisiku bertarung dengan amunisi tante nita didalam vaginanya. Kam berdua sekarang tidur terlentang berdampingan dengan kepuasan yang terpancar pada wajah masing2. Akhirnya tante nita memakai klembali bajunya dan keluar dari kamarku. Inilah caraku membayar kos sekarang. Jadi tiap awal bulan tante nita selalu mengetuk kamarku jam 9 malam keatas untuk menagihku agar membayar kos dengan cara melayani dia dengan berhubunga sex. Sekarang sifat tante nita jadi berubah 180 derajat dari yang dulu sering marah kini jadi seseorang yang murah senyum. Dari situ aku tahu kebutuhan biologis itu bisa membuat orang mudah bukan hanya setiap bulan saja, tapi setiap kami berdua saling menginginkannya kami pun melakukan hbungan sex yang kami inginkan. pinoqq Memang di luar kami kelihatan saling sopan, tapi di dalam sms kami berbicara mesum dan sayang-sayangan. Kebutuhan sehari-hari akupun dsering dibelikan oleh tante nita.
CeritaPanas Tante Melinda Mama Temanku yang Binal - Setelah itu, saya segera menutup teleponnya seperti tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Kemudian saya segera berlari ke kamar dan ganti baju, terus segera keluar rumah menuju rumah Tante Melinda, karena dari rumahku ke rumah Tante Melinda memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki.
Cerita Dewasa Seks – ini terjadi setelah beberapa tahun sejak aku lulus SMU, saat itu usiaku kira-kira menginjak 22 tahun, dimana keadaan ekonomi orang tuaku sedang mengalami cobaan. Karena kesulitan ekonomi, dan karena kakakku sudah telanjur masuk universitas swasta yang sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar maka otuku hanya mampu membiayai kuliah kakakku untuk menyelesaikan studinya, Dan dalam kondisi ini aku terpaksa mengalah tidak mendapatkan biaya untuk melanjutkan sekolah lagi, bahkan harus ikut berjuang mencari tambahan sesuap nasi. Namun tekadku untuk menjadi orang yang berguna tetap besar. Aku tidak boleh putus asa, aku harus melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana, tekadku sudah bulat. Aku akan mencari uang sendiri untuk biaya kuliahku. Aku mencari univ swasta yang memberikan kuliahnya di malam hari, sehingga aku dapat bekerja mencari uang pada siang hari. Tetapi bagaimana mungkin di jaman edan ini seorang lulusan SMU seperti aku ini dengan mudah dapat pekerjaan, sedangkan yang sarjana bahkan S2 saja masih banyak yang menganggur. Aku sudah bertekad, pekerjaan apa saja aku terima asal mendapatkan gaji. Dari kantor satu ke kantor lainnya sudah aku masuki tetapi kelihatannya sulit sekali mendapatkan pekerjaan dengan modal tanpa keahlian. Tapi aku ingat pepatah, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Aku tidak putus asa dan setelah ke sana ke mari dengan memakan waktu yang cukup lama, akhirnya aku mendapat pekerjaan di sebuah salon kecantikan di daerah Tebet. Namun karena aku tidak punya keahlian apa-apa, aku hanya dijadikan tukang cuci rambut para pelanggan sebelum dipotong. Pekerjaan ini aku terima dengan ikhlas. Kata orang tua, kalau bekerja dengan ikhlas, maka di situ ada hikmah dan tidak terasa capai. Pemilik salon tersebut seorang wanita keturunan China yang baik sekali dengan postur yang mempesona. Lagi-lagi aku mulai menilai setiap wanita yang aku temukan. Umurnya kira-kira sekitar 30 tahun dan dia belum punya suami, entah kalau menikah, aku tidak tahu sudah apa belum. Dadanya sebetulnya tidak begitu besar, mungkin kira-kira ukuran BH-nya sekitar 32C. Tapi bulat pinggulnya, aduh.. indah sekali, membuat laki-laki tidak berkedip matanya kalau mamandangnya. Dengan kebiasaan sehari-hari dia selalu memakai pakaian yang ketat, maka bentuk tubuhnya yang cukup padat, membuat postur tubuhnya sangat enak untuk dipandang, apalagi dengan kulit yang putih. Aku sudah mulai lagi dengan membayangkan bagaimana kalau pembungkus itu tidak ada. Tapi kenapa belum ada laki-laki yang mau menikahinya? Andaikata dia menawariku, pasti tanpa berpikir panjang lagi kuterima. Oh ya teman-teman, dia selalu memakai rok mini, sehingga menambah inventaris pandangan pada dirinya, kadang-kadang terlihat paha mulusnya terkuak agak ke atas. Pelanggan di salon itu cukup banyak, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, tetapi yang paling banyak adalah ibu-ibu yang kelihatannya usianya sekitar 36 sampai 38 tahun. Aku cukup berpengalaman menaksir usia seorang wanita. Dan dapat dipastikan yang datang adalah orang-orang berduit. Kalau pelanggan laki-laki yang banyak, itu disebabkan karena penampilan pemiliknya yang menarik, ditambah keramah-tamahan yang jarang dimiliki oleh pemilik salon lainnya yang kadang-kadang genit menggoda. Banyak juga pelanggan rutin yang hampir tiap hari Sabtu datang, dan ini didominasi oleh kaum ibu. Dan salah satunya adalah seorang ibu kira-kira usianya 36 tahun dengan wajah cukup cantik tetapi kulit tidak terlalu putih, tapi juga tidak terlalu hitam, sedang-sedang saja. Tinggi badan kira-kira 165 cm, cukup ideal untuk ukuran seorang wanita. Ukuran BH-nya belum kelihatan meskipun dilihat dari samping, karena dia selalu memakai pakaian blouse longgar, sehingga sulit untuk memprediksi ukurannya dari luar, entah kalau nanti dari dalam. Dan anehnya setiap dia datang, dia selalu meminta aku yang melayani untuk mencuci rambutnya, meskipun aku sedang ada pekerjaan mencuci rambut pelanggan lainnya. Bila perlu ditunggunya. Oh ya, rambutnya cukup lebat, hitam mengkilat seperti iklan shampo di TV dan kalau diurai, bukan main indahnya dengan potongan yang sangat bagus, dengan panjang sampai ke punggung. Hal itu yang membuat kecantikannya semakin bertambah, karena potongan rambutnya dibuat seperti potongan rambutnya Cindy Crawford. Penampilan sehari-harinya, rambutnya disanggul modern seperti layaknya ibu pejabat. Dia datang setiap hari Kamis jam hampir selalu tepat. Seringkali minta dicreambath, tetapi kadang-kadang juga hanya cuci saja. Setiap datang, dia paling sedikitnya menghabiskan uang lebih kurang dua ratus ribu rupiah, ya untuk perawatan lainnya. Sampai suatu hari, hari itu hari Rabu pagi kira-kira jam dia datang dengan tergesa-gesa masuk ke dalam salon sambil mencariku. “Mana Rully, mana Rully..” katanya. “Ya Bu.. Rully ada di sini”, sambutku sambil ketakutan, ada apa kiranya dia mencariku. “Ah kamu, cepet cuciin rambutku segera, aku ada undangan nih. Udah agak terlambat.. maklum bangunnya kesiangan”, katanya. “Rambutnya mau diapain Bu?” kataku. “Cuma dicuciin saja kok”, katanya lagi. “Baik Bu, di sini Bu..” kataku sambil menunjuk tempat duduk untuk mencuci rambut. Dia langsung merebahkan tubuhnya ke kursi tersebut sambil menyibakkan rambutnya ke belakang, baunya wangi. Aku mulai mencuci rambutnya sambil memijat-mijat kecil kepalanya, kemudian pipinya kuusap lembut dengan telapak tangan diiringi pijatan kecil. Hal ini sering kulakukan kepada pelangganku untuk merangsang syaraf rambut dan syaraf muka. Mataku dari atas kepalanya memandang tubuhnya yang telentang di atas kursi cuci. Oh, kelihatannya dia tidak memakai BH. Hal ini terlihat dengan tonjolan dari puting susunya. Memang kalau sedang dalam posisi berdiri tidak seorang pun yang dapat melihatnya karena bajunya yang longgar. Dengan kancing blouse bagian atas terlepas satu, aku dapat menangkap belahan dada yang terkuak keluar. Kelihatannya dia tidak menyadari akan hal itu, bahkan malah memejamkan matanya, menikmati pijitan kecilku, yang sudah sampai ke lehernya. “Rul.. kamu udah lama kerja di sini?” tiba-tiba keheningan dipecahkan suara ibu tadi. “Baru dua bulan Bu.. saya perhatikan Ibu hampir tiap minggu ke sini ya Bu?” namun pembicaraan ini tiba-tiba terputus. “Aduh Rul.. itu jerawat kok kamu pijit, sakit dong!” katanya sambil meraba jerawat yang dengan tidak sengaja kupijit. “Oh ini toh, maaf Bu saya nggak sengaja. Habis sembunyi tertutup rambut sih..” kataku. “Ibu kok jerawatan sih? Anu ya.. nggak..” aku tidak berani melanjutkan, takut ibu itu marah. Tapi malah dianya dengan santainya yang melanjutkan. “Kamu mau ngomong, nggak tersalurkan ya? Kamu memang nakal kok”, katanya acuh tak acuh. “Rambut Ibu bagus loh, lebat dan hitam kayak yang di TV”, kataku mulai berani menggoda. “Ah masak sih..” katanya tersipu-sipu. Memang begitulah wanita kalau mendapat pujian atau godaan meskipun dari seorang lelaki pencuci rambut, perasaannya terbang menerawang nun jauh di sana. “Rul.. bisa nggak sih kalau cuci begini dipanggil ke rumah. Kalau bisa kan enak ya.” “Nggak berani Bu saya, nanti kalau ketahuan dimarahin. Cari kerja susah”, kataku. “Kalau aku bilang bossmu gimana?” katanya tidak mau kalah. “Terserah Ibu, ” kataku lagi tanpa bisa membela diri lagi. “Zus.. Zus..” teriaknya langsung ke pemilik salon. “Ada apa Bu?” jawab pemilik salon itu. “Boleh nggak kapan-kapan aku cucinya di rumah saja. Nanti aku tambah biayanya”, katanya lagi. “Waduh Bu maaf nggak bisa Bu. Soalnya kan masih banyak pelanggan lainnya, Bu. Betul-betul maaf Bu.. tapi kalau di luar jam kerja atau pas dia libur boleh-boleh saja sih”, kata pemilik salon. Waduh, aku nggak bisa menolak deh. Bossku sudah mengatakan seperti itu. Aku nggak enak kalau mencuci di rumah, soalnya aku rasa nggak bebas, apalagi belum tentu ada kursi cuci seperti di salon. Kerjanya kurang enak. “Tapi Bu.. di sini saja ya Bu..” pintaku. “Kenapa? kamu nggak mau ya mencuci aku di rumah”, katanya dengan nada agak tinggi. Waduh marah nih orang, biasa ibu pejabat seorang pembesar kalau kamauannya tidak dituruti cepat ngambek. “Nggak gitu Bu, kan di rumah nggak ada kursi seperti ini Bu..” kataku menolak dengan halus. “Siapa bilang nggak ada.. kamu menghina ya.. kalo nggak mau ya sudah”, katanya semakin tinggi. Wah.. wah.. ini benar-benar marah. “Maafkan saya Bu, saya nggak bermaksud untuk menolak permintaan Ibu. Tapi baiklah Bu, kapan Ibu mau Rully siap kok Bu..” kataku mengakhiri permintaannya. “Nah gitu dong.. terima kasih ya Rull..” katanya puas. Aku terus memijit bahunya dengan jari-jariku sedikit masuk ke dalam lubang leher bajunya, “Hmm.. enak di situ Rull”, suara itu keluar dari mulutnya yang mungil. Di situ aku urut agak lama, sekitar 15 menit. Belahan dadanya semakin terkuak saat jariku turun masuk. Dari sini aku dapat melihat dan memperkirakan ukuran buah dadanya, pasti ukuran BH-nya 36 entah A, B atau C, aku nggak perduli, yang penting buah dada itu sungguh besar meskipun sudah agak turun. Cuma sampai saat itu aku belum melihat putingnya sebesar apa dan warnanya apa. “Bu sekarang sudah setengah sebelas loh Bu, Ibu mau berangkat undangan jam berapa?” “Nanti aku dijemput bapak jam 11 persis”, katanya. Aku berpikir, aku selesaikan 15 menit lagi kemudian mengeringkan 15 menit sambil merapikan, aku kira cukup, karena rambutnya hanya disisir dengan teruai alami saja, sehingga tidak perlu waktu banyak untuk menyanggul segala. Saat jam tepat suaminya menjemput dan langsung pergi. “Terima kasih ya Rull..” katanya sambil memberikan tip kepadaku, aku lihat uang lima puluh ribuan dua lembar. Aku bersyukur sekali karena uang sebesar itu pada saat itu sangat berharga. Hari itu rasanya cepat sekali berlalu. Aku pulang dari kerja jam empat sore, istirahat sebentar kemudian aku berangkat kuliah. Aku mengambil Fakultas Ilmu Komunikasi, yang tugasnya nggak begitu banyak. Sampai di rumah jam sepuluh lewat lima belas menit, aku mencuci muka kemudian langsung beranjak ke tempat tidur. Mata rasanya mengantuk sekali tapi nggak bisa ditidurkan. Pikiranku melayang dan mengkhayal apa yang telah aku lihat pagi tadi. Buah dada yang masih segar, dengan warna coklat muda mendekati warna cream. Lama aku mengkhayal, dan akhirnya aku pun tertidur pulas. Pagi harinya, sesampainya aku di salon, bossku menyampaikan pesan telepon dari ibu pejabat kemarin, katanya dia minta untuk dicuci rambutnya di rumah mengingat dia tidak ada kendaraan untuk jalan ke salon. Kalau aku kurang jelas supaya aku telepon balik ke sana. Aku pikir sedikit aneh, kemarin baru dicuci kok sekarang minta dicuci lagi. Tapi peduli amat, yang penting uang masuk kantong, pikirku. Kuputar nomor telepon yang diberikan oleh bossku. “Hallo.. ini dari salon.. di Tebet, bisa bicara dengan Ibu.. aduh siapa ya namanya Ibu itu..” aku sedikit gugup. “Ya halo.. oo.. dari salon.. dengan siapa nih.” “Dengan Rully Bu..” kataku. “Oh ya Rull, tadi Ibu telpon tapi kamu belum datang. Gini.. aku minta kamu datang ke rumah.. bisa? untuk cuci rambutku.. aku nggak ada kendaraan Rull”, “Maaf Bu, kalau jam kerja ini nggak bisa.. sedangkan kalau sore saya sekolah Bu.. gimana kalau besok padi Bu, kebetulan giliran saya libur”, kataku. “Aduh gimana ya.. tapi oke lah kalo nggak bisa.. besok jam berapa kamu datang?” “Jam sembilan Bu.. ya lebih-lebih sedikit gitu..” kataku. Esok harinya aku benar-benar datang ke alamat yang diberikan, di bilangan daerah Tebet juga. Rumahnya minta ampun besarnya. Pintu pagarnya tinggi sekali sehingga orang tidak bisa melihat aktifitas yang dilakukan oleh penghuni rumah. Aku jadi berpikir, dari mana uang sebanyak ini untuk beli rumah sebesar itu, sedangkan keluargaku untuk mencari biaya sekolah anaknya saja tidak mampu. Kupencet bell yang ada di samping pintu gerbang. Tidak berapa lama keluar seorang perempuan separuh baya membuka pintu, kelihatannya pembantunya. “Cari siapa Dik?” “Ee.. e.. Ibu..” aku nggak melanjutkannya karena aku belum tahu nama ibu pejabat yang kemarin. Aku juga bodoh, kenapa kemarin nggak aku tanyakan ke orang salon. “Ibu Tia maksud adik..” katanya. Oooh, namanya Tia, baru tahu aku. “I.. iya.. Mbak..” kataku sedikit gugup. “Adik dari salon ya? udah ditunggu Ibu di dalam”, katanya. Aku masuk lewat pintu garasi yang menuju ke bagian belakang rumah. Di garasi berjajar dua buah mobil bermerek, warna biru tua dan silver. Aku semakin minder saja melihat pemandangan tersebut. “Kok sepi Mbak..” tanyaku agak heran mengingat rumah sebesar itu tidak ada penghuninya. “Kami hanya berempat Dik.. Bapak, Ibu, supir yang kebetulan adalah suami saya sendiri dan saya sendiri.. sekarang Bapak sedang pergi ke Bandung diantar supir pakai mobil dinas.” “Ooo..” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku terheran-heran. Aku masuk ke belakang, ditunjukannya jalan menuju ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut, kira-kira ukuran 5 x 6 meter persegi tersedia peralatan salon lengkap dengan dua buah kursi cuci dan satu buah pengering. Untuk apa barang sebanyak ini kalau tiap minggu tetap pergi ke salon, pikirku. Memang kadang-kadang orang kebanyakan duit jalan pikirannya kurang rasional, yang dipikirnya hanya bagaimana caranya menghabiskan duitnya. Tanpa berpikir bagaimana supaya duitnya bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya. Nggak berapa lama, muncul Ibu Tia di belakangku, “Pagi Rull..” “Pagi Bu..” kataku agak kaget. Ibu Tia pagi itu memakai pakaian senam warna cream dipadu dengan bawahan warna merah muda, dengan rambut digelung ke atas, sehingga menampilkan lehernya yang mulus dan tergolong panjang. Keringatnya masih mengucur dari tubuhnya, membuat tubuhnya makin menempel pada baju senamnya. Kelihatan lekuk tubuhnya yang menempel pada baju senamnya, terutama bagian dadanya, nampak tonjolan kecil yang kelihatan sedikit tegak. Sedang bagian bawah, membekas belahan kecil di antara selangkangannya. “Kamu kok bengong Rull”, katanya memecah kesunyian. “Ah nggak Bu.. saya cuma..” “Cuman apa.. cuman ngeliatin gitu”, katanya terus terang. Ibu Tia membuka gelungannya dan menyibak-nyibakkan rambutnya ke belakang sehingga tergerai lepas. Betul-betul potongan rambut yang sangat menggairahkan menyerupai potongan rambut Cindy Crawford. “Sekarang kita mulai ya Rull..” katanya sambil merebahkan tubuhnya di atas kursi cuci. Dengan pakaian ketat seperti itu dan posisi rebahan seperti itu, kelihatan sekali kalau buah dadanya masih kencang diusianya yang 36 tahun. Buah dadanya masih mendongak ke atas dengan putingnya yang agak menonjol. Belahan dadanya terlihat di balik pakaian senamnya yang terbuka agak lebar di bawah leher. Aku termangu memandang pemandangan yang menggairahkan nafsuku sebagai laki-laki normal. Kubuka kran air di wastafel yang telah disediakan khusus untuk cuci rambut, kumasukkan semua rambut yang panjang dan hitam mengkilap itu, mulailah aku mencucinya sampai beberapa menit. Aku lihat Ibu Tia memejamkan matanya sambil kedua tangannya bersedekap di bawah buah dadanya sehingga buah dadanya ketarik ke atas, membuat lebih jelasnya dua buah puting kembar di atas dua bulatan buah dada tersebut. Aku memandanginya sambil tanganku sedikit memberikan pijitan-pijitan kecil di kepalanya, setelah proses pencucian rambut selesai. Pemijitan mula-mula aku lakukan hanya di bagian kepala, kemudian turun di belakang leher, dan kemudian sampai di kedua bahunya. “Nah di situ Rull.. enak Rull.. aku jarang pijat sih akhir-akhir ini..” katanya sambil matanya tetap terpejam. Sambil memijat bahunya, jari-jariku kucoba sedikit turun menuju belahan dadanya yang montok itu, sambil kuberikan pijitan kecil. Ibu Tia malah membusungkan dadanya sambil menghela nafas. Makin besar helaan nafasnya, semakin menonjol buah dadanya, dan semakin senang aku melihat pemandangan gratis ini. Aku coba lagi jariku lebih turun agak masuk ke dalam belahan dadanya, sambil terus melakukan pijitan kecil. Tapi pijitanku lebih cenderung meraba, karena saking lembutnya. Ternyata pijitanku tadi membuat Ibu Tia agak gelisah, mendongakkan kepala, menaikkan dadanya, menggeser posisi tidurnya dan lain sebagainya. Kelihatan Ibu Tia mulai terangsang dengan rabaanku tadi. Tapi Ibu Tia tidak mengadakan reaksi apapun kecuali menurut apa yang aku lakukan. Aku semakin berani mengadakan percobaan selanjutnya. Kali ini aku sudah kepalang nekat, kumasukkan kedua tanganku ke dalam belahan dadanya dan menyentuh kedua buah kembarnya, dan kuusap keduanya dengan memutar arah keluar. Ibu Tia semakin membusungkan dadanya seakan-akan mau diserahkan buah kembar itu kepadaku dengan ikhlas. Gairah sudah menjalar ke dalam tubuh Ibu Tia…..Baca selengkapnya disini
KumpulanCerita Hot 21+ - Perkenalkan gua Steve. Langsung aja. Waktu itu gua berumur 18 tahun dan kuliah semester 1. Gua asalnya dari Jakarta dan kuliah di Kota Padang, kota syariah. Kayak anak kos biasanya, awal ngekos di kota ini gua dapat kos-kosan yg gak nyaman. Tempatnya Read More Postingan Lama → Beranda
Cerita Sex Terbaru, Cerita Dewasa, Cerita Mesum – Setelah sebelumnya ada Cerita Mahasiswa Selingkuh dengan Dosen, kini ada cerita seks bergambar Cerita Hot Dosen Ngentot Mantan Mahasiswi. selamat membaca. sebuah cerita hot dosen ngentot dengan mantan mahasiswinya. Walaupun sang mahasiswi sudah menikah, namun kontol dan goyangan si dosen tak pernah ia lupakan hingga selalu berhubungan walaupun sudah lulus. Dan, Ia pun membagi si dosen tersebut kepada temannya yang kesepian. Simak cerita lengkapnya berikut ini! Aku Sintia, aku baru aja nikah. Cuma gambaran tentang nikah dan kenyataannya beda banget kaya semar dan arjuna. Terbayang nikmatnya kalo diranjang dengan suami hampir gak pernah aku rasakan, memang si belon setaon aku nikah. Aku nikah dengan lelaki mapan, punya segalanya rumah, kendaraan buat aku juga, peralatan rumah modern dan lengkap. Yang kurang adalah aktivitas ranjangnya, maklum suamiku sangat workaholik, sehingga aku jadi istrinya yang kesekian. Istri pertama, kedua, kedtiga dst ya kerjaan lah. Kadang weekend pun dia kerja, seringnya keluar kota. Kalo ada dirumah, kerja ampe tengah malem, aku dah ngantuk dan ketika naek ranjang dia dah letoy, sehingga jaranglah aku dicolek2. Ya mo bilang apa, dari segi materi terpenuhi tapi segi yang satunya lagi enggak. Memang nasib ya kalo milih suami lelaki yang dah mapan dan workaholik pula. Aku slesai sekolah langsung nikah, kenal suamiku juga gak lama, sehingga pacaran bentar langsung dilamar dan dijadiin istri deh. Aku punya temen Nina, temen akrab waktu kuliah, sampe sekarang. Aku sering curhat ma Nina, tapi ya Nina gak bisa kasi jalan keluar apa2, cuma menjadi pendengar yang baek aja. Ya mendinglah bisa curhat biar gak da solusinya, katimbang dipendem diati, bisa depresi lama2. Nina blon nikah api pengalaman ranjangnya banyak banget, dari mantan2 cowoknya. Satu weekend, seperti biasa aku jadi bujangan lagi karena suami dah ngilang kluar kota, aku call Nina. Heran juga lama baru diangkat hapenya. “Halo”, kedengaran suara Nina serak. “Kamu sakit Nin”. “Enggak kok”. “Kok serak gitu”. “iya neh, kebanyakan triak2 kali”. “Ngapain triak2, ikut demo ya”. “Iya demo kenikmatan”. Aku gak ngerti juntrungan omongannya yang terakhir tapi aku gak nanya lebi lanjut, mungkin ada hubungannya dengan aktivitas ranjang. “Kamu kesepian ya, ketempatku aja, ntar ikutan demo”. “Aku ganggu gak, kan kamu lagi bernikmat ria”. Dia cuma tertawa, “Gak kok, kan bisa di share”. “Oke deh aku ke rumahmu ya”. “Aku tunggu ya”. Segera aku meninggalkan rumah, meluncur dengan mobi yang kusetri ndiri. enaknya punya suami mapan diluar ranjang, ya semua dah tersedia, termasuk mobil, biar gak mewah juga. Sesampe dirumah Nina, kulihat Nina masi acak2an, rambut gak disisir, dia uma pake t shirt gombrong panjang, sehingga kaya rok super mini. “Blon mandi? Tumben, biasanya pagi2 dah rapi”. “Masi asik, jadi males mandi, masuk deh”. Aku duduk dimeja makan, dia lagi sarapan, “Mo ngikut sarapan?” “Aku dah sarapan dirumah”. Kita ngobrol santai ja, tiba2 keluar seorang lelaki dari kamar Nina, cuma pake celana pendek aja, bertelanjang dada. . Aku kaget ngeliatnya, ternyata bapak mantan dosen. memang si pak dosen itu terkenal pemburu mahasiswi di kampus, banyak mahasiswi yang jadi temen kencannya. Orangnya si ganteng, atletis dengan dada yang bidang, dan mata kuliahnya sulit lulusnya, sehingga banyak mahasiswi yang menggadekan badannya dengan tukeran nilai di katrol tanpa susah2 lagi. Kayanya Nina langganannya juga neh, ampe dah lulus masi ja pengen dipatil ma kont0l si bapak. Si bapak biasa ja melihat ada aku. “Kamu Sintia kan”. “Ya pak, pa kabar, kok bisanya ada dimari”. “Ya bisalah, saling berbagi ma Nina kan”. Aku tertawa, aku ngerti sekarang, rupanya Nina triak2 saking nikmatnya dientot si bapak, sampe serak gitu. “Sintia ngeganggu bapak gak nih”. “Sama sekali enggak, mau join? Katanya jablay”. Wah Nina ember juga ke si bapak. “Kalo jablay, aku gak tersinggung kok kalo disuru membelai kamu”. “Membelai Nikmat Sin”, Nina nimbrung. Si bapak, ikutan duduk dan sarapan bareng Nina. Aku agak risih karena mereka suap2an didepanku. “Kamu mo aku suapin juga Sin”, tanya si bapak sambil tertawa. Aku cuman ngegeleng ja. Abis makan, Nina ngajakin aku duduk di sofa, dia tetep ja gak mandi. “Ada bokep asik Sin, mo liat gak”. Nina langsung memutar dvdnya, ternyata bokep lesbian, jepang. Ah uh nya seru juga. Aku gak pernah liat bokep lesbian, tapi ini seru juga, mereka pake dildo yang kedua ujungnya berbentuk palkon, panjang dan gede, ujung satunya masuk mem3k cewek pertama yang satunya terbenam di memek cewek kedua, mreka saling tindihan, yang diatas ngegenjotkan dildonya kluar masuk mem3k cewek yang dibawahnya, yang langsung ber ah uh ria, kaya lelaki prempuan ja. Si bapak ikutan nonton, duduk diseberang kami berdua. Nina mulai iseng, dia mngelus tokedku. Aku risih dan menerpis tangannya, dia malah mengelus pahaku yang hanya tertutup rok mini, aku jadi menggelinjang dielus gitu, berahiku mulai timbul juga, pertama akibat bokep yang seru banget dan ditambah elusan tangan nanakl Nina di toked dan pahaku. Nia makin agresif mengelus badanku. Aku malah diciumnya di bibir dengan penuh nafsu. Kembali sensasi menakjubkan itu kurasakan, nafasku mulai menjadi semakin tidak karuan, aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kuremas kedua tokednya. Nina gak pake apa2 dibalik tshirt gombrongnya. Dua segera melepaskan t shirtnya sehingga langsung bertelanjang bulat. Dia menaruh tanganku di tokednya, yang langsung kuremas dengan gemas, besar dan kenceng, lebih besar dari tokedku malah, sambil sesekali kuhisap, berkali-kali ia menjerit lirih. “Ohh.. mm.. uuouugh.. Sin.. uuhh..”jeritnya tertahan. Desahannya itu semakin membuatku kehilangan akal, tanpa pikir panjang kumasukkan jariku ke dalam liang memeknya, dan.. “Bles..” terasa liang memeknya masih rapat. Sesaat dia ingin mengatakan sesuatu tapi dengan cepat aku langsung membungkam mulutnya dengan bibirku. Aku heran juga kok bisanya aku ngeladenin permaenan Nina, padahal gak pernah terpikir sebelumnya aku bakan gelut ma sesama prempuan. Hebat banget pengaruh bokep itu ya. Si bapak hanya senyum2 ja melihat ulah kami berdua. Dia asik nonton kami berdua, bokepnya dia matikan. “Sin diranjang aja yuk”, Nina bangkit dan menyeretku ke kamarnya. Dia segera melepaskan t-shirt yang kukenakan, terpampanglah dua gundukan indahku terbalut BH putih berenda. Kami berpandangan, kemudian dia mengecup bibirku, dan aku diseretnya keranjangnya, si bapak juga ikut ke kamar Nina. Sprei sangat acak2an, abis bertempur dahsyat rupanya Nina dan si bapak. Nina kayanya bisex, makanya mau gelut ma aku juga. “Sin, bodi kamu asik banget, proporsional ukurannya, tu jembut kamu lebat gitu, napsunya gede ya. Tersiksa banget kalo jablay padahal napsunya gede”, kata si bapak memuji tubuhku. Aku hanya diam saja. Nina berbaring di sampingku, dibelainya rambutku dengan lembut, dikecupnya keningku, bibirku, kemudian lidahnya mulai menelusuri tubuhku, diciumnya dadaku, pagutan demi pagutan membuat aku kegelian. Pentilku tegak berdiri karena aku sudah sangat terangsang. Dijilati pentilku satu persatu. “Oooh..!” aku mendesah kegelian, dia pun mulai menghisap pentilku yang sebelah kanan sedang yang kiri dipilin-pilinnya dengan kedua jarinya. Aku makin mendesah, memejamkan mata sambil menggigit bibir, berusaha menahan gairah yang begitu menggelora. Bibir kami pun bertemu, saling melumat, lidah kami saling berpilin, dada kami saling bergesekan. Nina sudah tidak sabar lagi, ia mulai melepas rok mini beserta cd yang aku pake. Kini kami berdua sama-sama telanjang bulat, kami mulai bergumul di atas ranjang, berguling-guling ke sana kemari. Bibirnya terus melumat bibirku, nafasku makin tidak teratur, Dia menindih tubuhku sembari jarinya mengobok-obok memekku. Kedua jarinya berusaha mencari titik G-spotku, sampai akhirnya dia menemukannya, kemudian ditekannya dengan jarinya. Beberapa saat kemudian aku mulai menggeliat-geliat, kedua kaki kulingkarkan ke pinggangnya, tubuhku mulai mengejang, bahkan pantatku sampai terangkat. Tubuhku makin mengejang dengan hebat sampai-sampai aku memejamkan mata. tangannya yang satu lagi meremas pantatku dengan kuat, tubuhku semakin mengejang-ngejang. “Ooohh.. oughh.. aahh.. Nin.. aku mau keluar nihh.. oohh..” aku mendesah dengan keras. aku merasakan cairan hangat keluar dari memekku. Tak lama kemudian aku pun mencapai orgasme, tubuhku mengejang dengan hebat, seolah-olah ada yang meledak dalam tubuhku. Aku terkulai lemas dalam pelukannya, dia tersenyum kepadaku, “Nikmat Sin?” aku hanya mengangguk lemes. “Terusin ma si bapak ya, katanya pengen nikmat”, katanya lagi sambil bangkit dari ranjang, sementara aku masi terkapar di ranjang. Nina menghilang gak tau kemana, aku si gak perduli ma Nina lagi, ngebayang kenikmatan yang bakal menerkamku waktu si bapak ngentotin aku. Si bapak segera memposisikan badannya diseebelahku tanpa menunggu persetujuanku lagi. Dia mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan menghadapku. Dia mulai aktif menciumi seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, toked kiriku diisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut. Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang memekku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat, kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari memekku. Cuman dielus aja aku bisa klimax lagi, tangannya sakti amir nih. “Pak, masukkan sekarang, Sintia udah nggak tahaaaannnn……”, pintaku manja tanpa rasa malu lagi. Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang memekku. “aaaaahhhhhh…….” lenguhanku kembali terdengar lebih seru. Terasa sekali ada benda bulat panjang yang keras banget menerobos masuk memekku. Sensasinya luar biasa, rasanya memekku penuh keisi kontolnya yang lumayan gede itu, palagi dia mulai menekan pelan sehingga ambles makin dalam. Kontolnya baru masuk setengahnya dalam memekku, dimajukannya lagi kontolnya, dan kumajukan pula memekku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. “Paaak… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku. Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba, rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah. Kulihat si bapak merem-melek, demikian juga dengan diriku, kontolnya dengan irama teratur terus menghujam-mantap berirama di dalam liang memekku yang terasa sempit kemasukan kontolnya yang lumayan besar. Terasa sekali gesekan kontolnya ke dinding memekku, luar biasa nikmatnya. Baru kali ini aku merasakan nikmatnya dientot. Memekku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya. “Aduuuuhhhh, paaaak, enaaaaakkkkkkk……..”, aku agak berteriak sambil mendesis. Dia belum muncrat, luar biasa kuatnya. “Ganti gaya, ya Sin, aku cabut dulu sebentar”, ajaknya sambil memutar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya. Dia memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tokedku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki memekku……“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh …. enak, paaak……., gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii…..” aku mendesah nikmat…..Kali ini aku hanya diam, sedang dia yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga pejunya. Sudah hampir satu jam dengan dua gaya ini, “Sin, aku mo ngecret, didalem ya”. “Ya pak, muncratin didalem aja, biar lebih nikmat lagi”. Dia semakin mempercepat irama maju-mundurnya, dan “Aaah, aaah, aaahh….” dia mendesah sambil mengeluarkan pejunya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding rahimku, setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku. “Aaaaaaaa………” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air memekku. Tenagaku benar-benar seperti terkuras, tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami terdiam lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda. “Sin, dah lama banget aku pengen ngentotin kamu, sejak kamu masi kuliah, tapi gak pernah kesampean. Nina aja sampe ketagihan ngent0t ma aku, sampe sekarang masi sering minta aku ent0t. NIkmat gak Sin”. “Nikmat banget pak, bapak kuat banget si ngentotnya, Sintia bisa berkali2 klimax bapak baru ngecret. Mo lagi ya pak”. “Tu kan, apa aku bilang, prempuan yang jembutnya lebat mana puas cuma sekali maen”. “Mandi bareng, yok” ajaknya. Dicabutnya kontolnya dari lobang memekku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya. Aku pun segera bangun. Dia menarik tanganku, aku bangkit dan dipeluknya. Aku di ciumnya sambil menggelitiki toked dan memekku, kembali birahiku naik. Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat. Dengan posisi berdiri kembali kontolnya mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke memekku. Staminanya kuat banget ya, gak tau deh semalem brapa ronde dia ngentotin Nina, skarang baru ja ngecret di memekku dah ngaceng lagi, keras banget. Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami ngent0t lagi. Dia kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa. “Pak, sabunan dulu, ya”, tanpa melepaskan kontolnya dari memekku, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. “Lepas dulu, ya Sin, aku ambilkan handuk dulu”, dia melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian Nina, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya. Selesai handukan, aku bermaksud mengambil pakeanku karena kupikir aktivitas hari ini sudah selesai. “Eiittt, tunggu dulu, kontolku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di memek kamu sampe aku ngecret lagi.” Gila, mau berapa kali aku orgasme hari ini. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air memek sedari tadi dikilik ma Nina. Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang biar dia bisa menindihku dari atas. Kami ngent0t lagi sebagai hidangan penutup dengan “Gaya Sederhana” mot. Dia terus menggoyang kontolnya maju-mundur. Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang dia masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat. “Pak, Sintia sudah mau keluar lagiiiiii……”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku. “Sin, aku juga mau keluar sekarang……”, dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. “Enaaak, paak…….” “Puaas, Sin……….” Dia langsung ambruk di atas tubuhku. “Hari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidup Sintia pak, kayaknya Sintia gak bakalan lupa deh, makasi ya pak”. “Kalo kamu mau lagi, call aja, kita bikin janjian berdua aja, mau dimana terserah”, katanya sambil mencium lembut bibirku. Kupakai pakeanku, kukecup lagi kedua pipi dan bibirnya, segera aku lari menuju kamar mandi, membersihkan pejunya yang masih menetes dari lubang memekku yang agak bonyok. Kukenakan cd, beha, rok mini, dan t shirtku lagi. rambut kusisir rapi lalu aku keluar kamar. Nina gak kliatan, aku gak tau dia dimana, ya udah aku balik aja kerumahku dengan penuh rasa nikmat. Kebayar rasanya kenikmatan yang gak kudapet dari suamiku. Kapan2 pasti aku akan mengulangi dengan si bapak, seperti tawarannya tadi. by Cerita Sex Terbaru – Cerita Seks Mesum, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Hot Ngentot.
Dantiba-tiba Firman memegang penisnya dan menggesek-gesekkan di belahan bibir vaginaku beberapa kali dan kemudian dia mulai menekan ke dalam serta, "Blees", terasa dengan mudahnya penisnya masuk ke dalam lubang vaginaku dan aku terkaget bersamaan penis masuk kedalam vaginaku. "Aaww Aww Firmann..
Hai guysss... kali ini Cerita Hot 88 akan memberikan Cerita Dewasa Ngeseks dengan gadis desa – berikut disimak cerita seks dewasa terbaru ngentot dengan cewek abg namanya Endah. Endah adalah seorang gadis desa yang lugu dan akhirnya di entot yang membuatnya saja kita masuk ke cerita yuk... Perkenalkan namaku Imuz. Usiaku sekarang 27 tahun. Ceita Ini terjadi kurang lebih 10 tahun yang lalu. Saat itu aku tengah duduk di klas 2 SMA di suatu Kota X. Sebenarnya sih bukan kota karena aku hidup di kampung yang suasananya adem nyaman dan udaranya masih segar. Perumahan di kampung ku belum serame sekarang. Saat itu masih jarang karena penduduk desa ku masih dikit. Jarak antar rumah juga gak terlalu rapat jadi memungkinkan menanam tanaman untuk kebutuhan sehari2 diantara perumahan itu. Setiap hari aku selalu merawat tanaman itu karena selain suka juga tanaman itu enak diliat. Diseberang kebun ku itu ada sebuah rumah kayu. Disana hidup keluarga dengan dengan jumlah anak 7 orang lumayan banyak sihh karena daerahku suhunya lumayan dingin jadi rata2 tiap keluarga punya anak banyak. tau kan kenapa hehehe. Waktu aku di kebun di pagi hari ku liat di teras rumah tetanggaku itu duduk seorang gadis yang usia nya 2 tahun lebih muda dari aku.. dia anak ketiga dari keluarga itu. Nama dia Endah parasnya menarik… kulit nya putih, boddinya bagus, pantat nya bohay, lehernya jenjang bibir tipis, betis nya indah tapi yang aku suka dadanya yang lumayan untuk gadis seusia dia.. Endah lagi asyik membaca buku entah buku apa aku tidak tau. aku cuek aja soalnya asyik metikin cabe. Waktu itu Endah lagi asik di teras rumah nya. sementara aku masih di kebun. Setelah aku agak capek dikebun aku ingin berteduh timbul ideku ingin becandain Endah. niat nya seh pengen ngagetin Endah. mang sehari2 aku sering becanda sama Endah karena udah lumayan deket seh. sebelum aku nyamperin Endah gak lupa aku petik bunga mawar dulu… Sambil mengendap-endap mendekati Endah biar g ketahuan aku berjalan pelan2. setelah sampai di dekat Endah… aku langsung menutup matanya dari belakang. Endah kaget hampir aja Endah teriak.. tapi buru2 ku tutup mulut nya. Sontak dia langsung menoleh ke arah ku. " eh abang ngagetin Endah aja…jahat deh " rengeknya dengan manja…. saat itu wajah nya deket banget dengan wajah ku. aku jadi gugup dibuat nya. baru pertama kali aku sedekat itu dengan ce…. pikiran ku g karuan… tapi untuk saja aku bisa ngatasin keadaan… langsung aja aku selipin mawar yang ku ambil di kebun ke telinga nya. " ih abang pake bawa bungaan segala… makasih yah abang" kata Endah… " ya sama2 nin kamu cantik banget sih hari ini" sahut ku. Oh ya waktu itu Endah pakai kemeja kotak dengan celana pendek…. tanpa basa-basi ku duduk disamping nya… "lagi apa nin? tumben sendirian?" sapa ku "sapa bilang sendirian kan ada abg" protes Endah…. "oh iya Endah hehe" sambil ku cubit hidung nya…. Endah cuma manyun aja……. "lagi baca apaan sih serius banget" sapa ku " ini bang Endah lagi belajar buat ujian" jawab nya Endah sibuk bahas pelajaran nya sementara aku cuma bisa nyuri pandang tubuh Endah… napa aku baru nyadar ada cewek se molek ini yang selama ini sering becanda dengan ku tapi ku g pernah merasa seperti ini. ku hanya bisa memangdang betis nya yang mulus. Cerita Dewasa Ngeseks Dengan Gadis Desa di Kampungku "bang Endah boleh minta tolong gak?" ujar Endah memecah suasana…… "minta tolong apa Endah?" jawab ku "kemaren Endah liat bunga angrek di blakang rumah bagus deh bagi bunga nya…..tapi Endah ngak bisa naik buat ngambil nya abang bisa tolongin Endah gak buat ngambil nya?" rengek Endah sambil rangkul lenganku gak sengaja lenganku menyentuh dada Endah yang aduhai kontan saja aku kaget tapi ku diamin aja tanganku disana.. enak seh…. "Endah suka angreknya? tinggi gak…? tanya qu. "lumayan tinggi sih emangnya kenapa?" tanya Endah… "kalo agak tinggi gimana kalo Endah yang ambil tapi abang pegangin Endah…?’ usul ku.. "boleh juga sih tapi pegangin Endah yah? Endah takut jatuh nih?" kata Endah gak sengaja lenganku nekan toketnya lagi rasanya edanku baru sekali ini ngerasain. Tapi karena Endah masih lugu dia gak nyadar kalo dadanya nyentuh lenganku… " bentar yah abang lagi capek nih" sambil ku tekan lagi dada na.. "Ayo sekarang aja bang Endah suka banget sama anggreknya bang…" rengek Endah.. " ya udah kita ambil" ajakku. Sesampai di belakang rumah Endah nunjukin ke aku letak angrek itu. langsung aja ku suruh Endah buat naik tentunya kupegangin biar gak jatuh. " gimana cara buat naik neh bang?" kata Endah "kamu naik biar abang pegangin" perintah ku pada Endah. Sontak aja Endah langsung naik langsung kupegangin tangan Endah…buat gampang naik ke dahan yang paling bawah…. setelah Endah sampai di dahan pohon biar Endah gak jatuh aku nahan punggung Endah dengan tangan ku. Saking semangat nya Endah malah berdiri di dahan itu sehingga tangan ku pas dipantat Endah karena takut Endah jatuh gak sengaka tangan ku ngerepas pantat Endah. " ihh abang becanda deh kok pantat Endah di remas…?" "geli tau bang" protes Endah Mulainya Niat Untuk Ngentot dengan Gadis Desa "maaf abang g sengaja" " gimana bisa gak ngambil anggreknya? " kata ku.. " bisa bang….tapi Endah ngak bisa turun bang gimana nih?’ rengek Endah " ya dah pelan2 aja ada abang kok di bawah…." kata ku… sambil nahan tubuh nya Endah mulai turun. Aku lagi nahan tubuh Endah biar gak jatuh ternyata aku salah posisi berdiri sehingga aku terpeleset sehingga Endah juga ikutan jatuh reflek aja aku langsung melek Endah biar Endah gak kesakitan. Untung aku bisa nangkap Endah tapi posisi nya Endah diatas aku wajah kami saling berhadapan….aku gak tau kenapa kejadian posisi ini… lama sekali kita saling pandang entah apa yang di pikirkan Endah saat itu. aku juga gak karuan… disatu sisi aku merasa gak enak sama Endah dikira kurang ajar disatu sisi aku nyaman banget bisa mandang wajah Endah sedekat itu. Endah juga gak ada reaksi sama sekali… Endah masih dalam pelukan ku tangan ku melingkar di punggung nya sementara dada Endah mengimpit di dada ku… Entah siapa yang mulai bibir kita makin lama makin deket akhir nya bibir ku nempel sama bibir Endah.. ku pejam kan mata ku..nikam banget ku rasa baru pertama ku nyentuh bibir. lama bibir kita beradu tanpa reaksi apa2…enak banget. Tiba2 Endah tersadar. Endah bangun dan duduk disampingku takut Endah marah. "maaf bang Endah gak segaja jatuh kena tubuh abang deh.. maaf ya bang ….. " " gpp kok abang yang salah…" jawab ku tapi ku masih gak sadar dengan apa yang terjadi… tapi ini pertama kali aku merasakan ini sontak nafsu birahiku naik.. tapi ku bingung gimana caranya aku masih mandang wajah Endah sambil berkata Asyiknya Ngentot Bersama Gadis Desa "maaf yah abang gak segaja tadi nyium Endah bisa nyaman banget sih tadi di pelukan kamu" kata ku "gpp bang ku juga nyaman juga" jawab Endah "abang boleh gak nyium Endah lagi?" " abang sayang sama Endah" bisik ku… "Endah juga sayang sama abang, dah lama Endah suka sama abang" Langsung aja ku daratkan bibir ku di bibir Endah sambil aku peluk entah siapa yang mulai bibir kami saling berpagutan ku julurkan lidah ku dengan cepat Endah juga ngikutin permainanku lidah kami saling membelit tanganku gak tinggal diam meraba punggung Endah sementara tangan yang satu merepat pantat Endah…. "hmmmmm" desar Endah "terusin bang nikmat banget bang, baru kali ini Endah ngerasain ciuman enak juga ya bang?’ kata Endah "ya abang juga sama enak banget….? kata ku setelah 5 menit ciuman ku bisikan sama Endah… "abang boleh gak buka baju Endah?, abang pengen liat tubuh Endah boleh gak?" pinta ku…. "boleh kok bang Endah juga pengen disentuh sama abang" jawab Endah…. langsung aja ku buka baju Endah pertama kali ku liat bukit kembar terbungkus bra mulus banget …. "susu kamu indah banget" tutur ku "abang suka yah sama susu endah…?"jawab Endah "suka banget endah…. " jawab ku langsung aja ku selipkan tangan ku dibawah bra Endah ku remes2 susu nya Endah mulai mendesah…. "ahhhhhhh, nikmat banget bang" terusin bang……..ku lanjutin aktifitas ku ku buka bra Endah sekarang ku bisa mandang susu Endah yang mulus puting nya kecoklatan indah banget langsung aja ku kulum puting susu Endah sambil ku remas susu yang kiri… hmmmmmm nikmat bgt….."uhhhhhhhhhhh terisin bang enak banget bang" lenguh Endah….. adek ku semakin tegang ku makin bernafsu Endah juga mengimbangi bang Endah buka yah baju abang? "buka aja dah" sambil ku remas susu nya bergantian….. Nikmatnya Ngeseks dengan Endah ngak disangka Endah langsung bugil dihadapan ku ngak mau kalah ku juga buka celana aku langsung aja Endah kaget liat kejantanan ku yang ukuran nya diatas rata2. "besar sekali bang, baru kali ini Endah liat….? " "boleh Endah pegang gak bang? pinta Endah…. " pegang aja nin, kamu suka kan.,,,…..? ujar ku ngak dijawab aku kaget ternyata Endah ngulun punya ku ngak tau belajar dimana dia… uhhh nikmat banget ku ngak mau kalah langsung aja ku ambil posisi 69 ku juga jilatin memek nya Endah… dia mendesah ngak lama kemudian memek Endah basah….. " bang Endah pipis bang, ohhhhhhhhhh" kata Endah ternyata Endah udah klimak… ku balikin tubuh Endah langsung ku cium bibir nya "gmn sayang enak gak? bisik ku "enak banget bang…..Endah sayang sama abang…." ujar Endah "abang masih belum nih, abang masukin yah ke memek Endah..?" rengek ku minta persertujuan Endah "masukin aja bang Endah juga pengen bikin abang puas…." ujar Endah Endah langsung ambil posisi dibawah ku…. "endah buka paha nya yah biar abang gampang masukin nya" ujar ku "ya bang….." langsung aja ku arah kan kontol ku ke memek nya Endah…. susah sih sempit banget lubang nya lama juga ku usahain tapi baru ujung nya doang yang masuk….. "aduhhh pelan2 dunk bg sakit neh"ringis Endah… "sabar sayang bentr kok ntr juga enak sayang" bujuk ku sambil ku kulum bibir Endah…. ku diamin saja dulu sesudah ku tekan pelan2 kontolku serasa di pijit semakin dalam baru setengah nya ohhh nikmat banget. ku tahan bentar sesudahnya merasa nyaman.. langsung ku tekan lagi… "owwwwwwww" Endah teriak "tahan bentar bang" "kontol abang gede banget sih tapi enak bang" Puncaknya seks Bersama Dengan Endah setelah Endah ngak kesakitan lagi baru mulai ku goyang2. "terus bg enak banget bang" Endah mulai nyaman…. ku goyang perlahan semakin lama semakin cepat… "ohhh enak bangt bang terusin bang ohhhh ohhh" "memek mu enak dah " Goyang terus bang pinta Endah….. ku sibuk genjot Endah ohhhhhhh nikmat banget setelah 15 menit ada yang mau keluar kayak nya ku mau klimaks…. "bang cepetan bang Endah mau pipis lagi neh" ujar Endah "sabar sayang abang juga kita barengan yah sayang?" pinta ku ngak lama kemudian ku sampai klimaks crot crot crot sperma ku muncrat di liang vagina Endah…… kami pun terkulai lemas…… kita berpelukan sambil langsung mengenakan pakaian masing2 takut ada yang liat…. "makasih yah, abang sayang sama Endah" kataku "ya bang Endah juga sayang sama abang, enak banget bang kapan2 kita ulang lagi ya bang?" pinta Endah langsung aja aku iyain soalnya enak sih…. setelah itu kami pun kembali kerumah masing2 tentu nya ku sempat memberikan ciuman mesra pada bibir Endah… Endah i luv u
. 326 312 152 316 438 267 392 283
cerita ngesek paling hot